twitter rss

Kenapa Cemburu Itu Sakit

Label:
Kenapa cemburu itu rasanya menyakitkan??? Entak bagaimana rasa itu datang, kita banyak tidak tau.
sekarang Spc akan ngasih tau sobat semua..

Rahasia sukses dalam hubungan adalah kalau kita bisa mengendalikan perasaan. Perlu digaris bawahi, mengendalikan perasaan tidak sama dengan mengatur tindakan karena kalau kita telah bisa menguasai hati dengan sendirinya tindakan kitapun akan bisa kita atur sesuai dengan kebutuhan.

Kembali ke pertanyaan di atas, mengapa cemburu itu sakit? Rasa sakit bisa selalu dilihat sebagai alat untuk menarik perhatian kita. Bayangkan seandainya cemburu itu tidak sakit, kita tidak akan tahu kalau ada yang tidak beres dalam hubungan kita dengan pacar. Akibatnya kita tidak bisa mencegah hal-hal yang sebetulnya tidak perlu terjadi. Jadi saya rasa, pertanyaan yang lebih tepat adalah bagaimana mengatasi rasa sakit akibat cemburu.


Dari Mana Datangnya Cemburu???


Saya amati ketika seseorang cemburu, reaksi pertama yang sering muncul adalah menyalahkan orang ketiga. Tindakan berikutnya adalah berusaha untuk menjauhkan orang tersebut dari sang pacar. Sayangnya ini bukan cara efektif untuk menghilangkan kecemburuan. Bahkan sebaliknya, kita akan semakin rentan terhadap bahaya yang satu ini. Tiap kali ada orang dekat-dekat pacar, pikiran kita langsung curiga, jangan-jangan peristiwa dulu terulang lagi.

Cemburu adalah pesan yang dikirim ego karena merasa terancam (baca posting "The Battle of the Egos"). Ia mengatakan, “Kamu bukan lagi yang terbaik (terpenting, tercantik/terganteng, terkaya, terhebat, paling menarik ....dsb.) bagi pacar kamu. Buktinya, dia melirik laki-laki/perempuan lain.” Ini menyakitkan hati kalau kita mempercayainya. Dengan kata lain, rasa sakit itu muncul bukan karena adanya orang ketiga melainkan karena kita percaya bahwa kita sedang terancam.










Langkah-langkah Mengendalikan Rasa Cemburu
1. Rubah skenario Ego dengan skenario Kasih
Ketika orang ketiga ada dalam hubungan kita, ego melihatnya sebagai ancaman sementara kasih melihatnya sebagai ujian. Seperti seorang Bapa yang sayang sekali kepada anak-Nya, Allah yang sangat peduli dengan keberhasilan perkawinan kita kelak sedang memberi kita kesempatan untuk melihat siapa diri kita dan siapa pasangan kita. Hal ini akan mempermudah kita menentukan apakah dia memang orang yang akan kita pilih untuk menjadi pasangan hidup kita kelak atau tidak.